Sabtu, 02 Juli 2011

The Languange Of Soul In June (Sebuah Pembelajaran Hidup)

Sebuah tulisan di Kompas yang berjudul Passion: The Languange Of The Soul [1], menggugah pikiran sy akan kebahagiaan. Passion menurut Rene' setelah mengumpulkan pendapat dari teman-temannya di twitter adalah:
1. Bahasa atau instrumen bagi jiwa (baca; jati diri hakiki) untuk memastikan hidup yang dijalani saat ini adalah kehidupan yang bahagia dan bermakna
2. kehidupan yang sesungguhnya baru dimulai saat ada kejujuran, keberanian, dan kepedulian untuk menjalaninya sesuai dengan bahasa jiwa (baca: passion) [2].
Seringkali kita terkungkung dalam keragu-raguan untuk bertindak karena khawatir apa yang kita lakukan akan berdampak buruk bagi nama baik kita. gengsi, malu, dan ketidakpercayaan diri membuat kita kehilangan kemampuan untuk memutuskan sesuatu yang baik bagi diri kita. kita kehilangan bahasa jiwa kita untuk melakukan sesuatu hal yang menjadikan hidup kita lebih bermakna bagi agama, bangsa, dan negara. Akibatnya kita baru menyadari pada suatu waktu jika kita telah membuang kesempatan emas yang dapat memberikan kebahagiaan bagi hidup kita, kepuasan batin yang memberikan pengaruh postif bagi kita. Akhirnya kita terkungkung dalam paradigma kegagalan dalam kehidupan kita yang menghilangkan semangat untuk menjadi pribadi yang baik di mata Tuhan, Keluarga, dan Lingkungan kita.
Bagi saya cara yang terbaik untuk mengeluarkan passion dalam diri kita adalah dengan mengeluarkan keberanian dalam diri kita untuk mengatasi rasa takut dan memikirkan hal-hal yang positif agar antara jiwa dan raga, antara hati nurani dan perbuatan dapat saling berhubungan satu sama lain dan menghasilkan sesuatu yang bermakna luar biasa bagi diri kita dan orang lain.
Memang mengeluarkan passion dalam diri kita tidaklah mudah apalagi dalam kehidupan yang kita jalani seringkali ada banyak hal yang menerpa.  Kita harus menyadari bahwa setiap halangan yang menerpa adalah bagian dari peningkatan kualitas diri kita. Jodoh, Rizki, Kematian sudah ada yang mengatur dan kita tinggal berusaha sebaik mungkin melakukan segala sesuatu yang diajarkan dalam Agama agar menemukan takdir kita yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat atau sebaliknya kesengsaraan dunia dan akhirat. Tidak mudah memang menemukan kebahagian tersebut tapi bukan sesuatu yang tidak mungkin, karena setiap orang diberikan kesempatan yang sama oleh Allah SWT untuk menjadi baik dan lebih baik, menggapai hidayah yang diberikan setiap waktu, dan bergantung kepada kita untuk meraihnya.
Akhirnya, dalam akhir tulisan Rene' Suhardono disebutkan cara untuk menyuarakan passion dalam kehidupan kita yaitu dengan jalan komunikasikan passion dalam beragam jenis instrumen yang tersedia. Terus menerus suarakan hingga anda merasa semua terjadi tanpa beban atau paksaan. Saat itulah passion beralih dari pemikiran menjadi sesuatu yang nyata [3]. Semoga menjadi renungan yang menarik untuk kita semua.

Daftar Pustaka
[1] Kompas, edisi cetak, Sabtu Tanggal 2 Juli 2011, hlm. 34
[2] ibid
[3] ibid



Tidak ada komentar:

Posting Komentar